Minggu, 05 Desember 2010

Sel Darah merah (Eritrosit)

Sel  Darah Merah Ikan

Volume eritrosit dalam darah sekitar 99%. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin yang merupakan metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut terdapat atom Fe yang dapat mengikat molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang  dan molekul oksigen ini akan di lepaskan ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darahMyoglobin merupakan  sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung pipa dan sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Perkembangan sel darah merah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap yakni :
1.     Mula-mula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin.
2.     Mulai diiisi oleh hemoglobin.
3.     Kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.
Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati bila terjadi pendarahan maka sel darah merah dan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen akan hilang.
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagaidoping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Sel darah merah berwarna kuning tua pucat jika dilihat satu per satu, namun berwarna merah jika dilihat dalam jumlah besar dan inilah yang memberi warna merah pada darah strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin dalam sel darah merah adalah kira-kira 15 gram setisp 100 ml darah. Analisa kimia membuktikan bahwa dinding eritrosit terdiri terutama dari 2 macam substansi yaitu protein dan lipida.Kombinasi protein dan lipida ini disebut lipo-protein. (Maskoeri, 1989)
Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang jika dilihat dari samping. Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yangakan mengikat oksigen. Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia (Eckert, 1978). Bentuk dan ukuran sel darah merah tergantung dari jenis hewan. Pada mamalia sel darah merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali padacamellidae bentuknya lonjong) dan bikonkaf. Sel darah merah pada kebanyakan vertebrata yang lain mempunyai bentuk lonjong, berinti dan bikonfeks.
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu spesies dengan lainnya. Gambar disamping adalah gambar dari eritrosit ikan. Terkadang dijumpai bahwa bentuk eritrosit pada ikan menyerupai bentuk eritrosit pada manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin (Makaria nigricans) memiliki hematokrit43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid (Pagothenia bermachii) hanya 21%. Tiap-tiap mm darah berkisar antara 20000-3000000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit. (Tobin, 1994).
Tidak hanya ikan lele secara umum semua vertebrata selain mamalia seperti ikan, amfibi, reptil, burung memiliki eritrosit berinti sel. Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya (disebut anukleat), kecuali pada hewan vertebrata non mamalia tertentu seperti salamander dari genus Batrachoseps. Dengan tidak memiliki inti, eritrosit akan mempunyai lebih banyak ruang untuk mengandung hemoglobin sehingga fungsi transpor O2 bisa lebih dioptimalkan. Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari famili Channichthyidae yang hidup di lingkungan air dingin, yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka Hal ini disebabkan karena dari segi evolusi, vertebrata non-mamalia berkembang dari moyang yang secara tahapan evolusinya lebih rendah dibanding moyang mamalia.

Darah

Darah di dalam tubuh membentuk suatu jaringan, yaitu jaringan darah. Jaringan darah tubuh merupakan jaringan pengikat yang sangat istimewa karena kondisi fisik dan sifatnya yang berbeda dengan jaringan pengikat lainnya yaitu berupa cairan. Dalam jaringan darah biasanya 55 persennya adalah cairan, sedangkan sisanya adalah sel darah. Komponen utama jaringan darah terdiri dari:
a.     Plasma darah
Merupakan bagian darah yang berisi cairan (air: 91,0%), protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), mineral: 0.9% (natrium kloridanatrium bikarbonatgaram dari kalsiumfosfor, magnesium dan zat besi, dll), bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, dan sisa-sisa hasil metabolisme. Volume plasma darah dari darah secara keseluruhan sekitar satu perdua belas dari berat badan.
b.     Sel-sel darah
·       Eritrosit/sel darah merah
·       Leukosit/sel darah putih
-        Granulosit (bergranula) : neutrofil, eosinofil & basofil
-        Agranulosit (tidak bergranula) : limfosit & monosit
·       Trombosit/keping darah


Eritrosit, trombosit dan leukosit
Fungsi darah antara lain:
·       Mengangkut sari-sari makanan, O2 dan hormon-hormon ke sel-sel di seluruh tubuh sehingga dapat menyegarkan kembali cairan jaringan.
·       Mengangkut zat buang dari berbagai organ ekskretirik  ke luar tubuh
·       Mengatur suhu badan
·       Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan.
·       Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbon dioksida.
·       Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena berakan fagisitosis dari bebrapa sel maka melndungi tubuh terhadap serangan bakteri.
Dilihat dari fungsinnya diatas, darah memiliki peranan sangat penting dalam tubuh. Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai, yang tergantung pada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan. Bila otak tidak menerima darah selama lebih dari 3 sampai 4 menit, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang tidak dapat pulih kembali dan beberapa sel otak akan mati.

Selasa, 16 November 2010

POTENSI PERIKANAN DI INDONESIA

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Wilayah perairan yang sangat luas tersebut menyimpan bermacam-macam potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan penduduknya.
Potensi utama dari wilayah perairan adalah perikanan, baik itu perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Pengertian potensi sumberdaya perikanan adalah merupakan suatu kemampuan suatu perairan untuk dimanfaatkan dalam usaha perikanan sehingga menghasilkan suatu jumlah tertentu berat basah yang berupa hasil perikanan yang secara ekonomisberkepentinan, menguntungkan dan berkelanjutan (sustainable).
Potensi perikanan di Indonesia memiliki potensi lestari ikan laut sebesar 4,4 juta ton. Sedangkan produksi dari potensi perikanan di Indonesia bisa mencapai 6,2 juta ton. Walaupun potensi perikanan di Indonesia sangat besar, akantetapi jika terus menerus dieksploitasi kita harus mencari potensi baru perikanan. Apalagi negara-negara yang konsumen sekaligus produsen di dunia mulai beralih ke ikan laut dalam karena para nelayannya terlalu mengeksploitasi perairan dangkal. Selain itu, mereka pun mulai beralih ke perikanan budidaya, tidak hanya mengandalkan perikanan tangkap saja.
Potensi perikanan di Indonesia tidak hanya bermanfaat dari segi ekonomi saja, tapi juga dari segi kesehatan sebagai sumber protein hewani, lemak hewani, sumber vitamin (terutama vitamin A, D, dan E), sumber mineral (Ca, Fe, I, dsb) dan lain-lain.
Ironisnya, walaupun potensi perikana Indonesia melinpah ruah dan dapat dimanfaatkan di berbagai bidang, konsumsi ikan Indonesia justru rendah bahkan di bawah standar konsumsi ikan yang ditetapkan FAO sebesar 30% per kapita per tahun. Hal diatas disebabkan belum maksimalnya pemanfaatan potensi perikanan di Indonesia sehingga ketersediaan ikan belum bisa diandalkan. Justru ikan lebih banyak dilepas keluar negeri, padahal di dalam negeri masih kekurangan.
Potensi perikanan Indonesia terbagi dua, yakni potensi perikanan Demersial dan perikanan Pelagis yang hampir tersebar di semua bagian laut di Indonesia seperti perairan laut teritorial, laut nusantara dan ZEE. Pada perikanan demersial, ikannya hidup terikat denga dasar perairan (hidup didasar), contoh ikan demersial yakni ikan kakap, udang, bawal, lele, belut, kerang-kerangn, rumput laut, gabus dan lain-lain. Sedangkan pada perikanan pelagis ikannya hidup diantara kolom dan permukaaan air. Ikan demersial terbagi dua, yaitu:
a.         Ikan Sedenter   : ikan yang hidp dan dapat berpindah-pindah tempat tapi dalam lingkup yang sempit,
b.         Ikan Penden     :  ikan yang terikat dan tidak dapat berpindah-pindah.
Ikan pelagis juga terbagi dua, yaitu :
a.         Pelagis kecil       : contohnya ikan lemuru, ranjang, sapu, layang, dll.
b.         Pelagis besar      : contohnya ikan tuna, cakalang, tongkol,dll.
Ikan pelagis besar dikenal juga dengan Highly Migratory Species

Sabtu, 13 November 2010

RICKETTSIA
Rickettsia adalah jasad renik yang paling kecil kedua setelah virus. Rickettsia hampir mirip dengan virus karena tidak dapat hidup mandiri, membutuhkan sel hidup lain untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.Akan tetapi walaupun hampir sama dengan virus, tetap berbeda dengan virus jasad renik dalam golongan ini sudah mempunyai membrane sel, enzim-enzim dan menggunakan oksigen dalam kehidupannya serta dapat dibunuh dengan antibiotika yang tepat.
Rickettsia, Ehrlichia, Anaplasma dan Coxiella semua parasit intraseluler obligat kecil yang pernah dianggap menjadi bagian dari keluarga yang sama. Sekarang, bagaimanapun, mereka dianggap tidak berhubungan bakteri. Seperti Chlamydia bakteri ini pernah dianggap sebagai virus karena ukurannya yang kecil dan siklus hidup intraseluler. Namun, mereka adalah benar bakteri, secara struktural mirip dengan bakteri Gram negatif. Mereka coccobacilli negatif Gram kecil yang biasanya bernoda karena mereka Giemsa stain buruk dengan Pewarnaan Gram. Although these bacteria are able to make all the metabolites necessary for growth, they have an ATP transport system that allows them to use host ATP. Meskipun bakteri ini mampu membuat semua metabolit yang diperlukan untuk pertumbuhan, mereka memiliki sistem transportasi ATP yang memungkinkan mereka untuk menggunakan ATP host. Jadi, mereka adalah parasit energi selama ATP tersedia dari host.
1.    Replikasi pada Rickettsia
Rickettsia preferentially yang menginfeksi sel-sel endotel yang melapisi pembuluh darah kecil yang disebabkan oleh parasit fagositosis. Sekali dalam sel inang, bakteri yang fagosom melisiskan membran dengan fosfolipase dan masuk ke dalam sitoplasma di mana mereka bereplikasi. R. Modus keluar dari sel inang bervariasi tergantung pada spesies. Prowazekii R. keluar oleh sel lisis sementara R. rickettsii mendapatkan diekstrusi dari sel melalui proyeksi lokal (filopodia) dan  membantu untuk "mendorong" bakteri melalui filopdia.
2.  Klasifikasi Rickettsia
Berdasarkan pada komposisi antigenik mereka, yang Rickettsia dibagi menjadi beberapa kelompok.
Organisme
 Penyakit
Distribusi
R. rickettsii
Rocky Mountain spotted demam
Belahan barat
 R. Akari
Rickettsialpox
USA, former Soviet Union Amerika Serikat, Uni Soviet
R. conorii
Boutonneuse demam
Negara-negara Laut Tengah, Afrika, India, Asia Barat Daya
R. sibirica
Siberian tick tifus
Siberia, Mongolia, Cina utara
R. australis
Australia tifus kutu
Australia
R. japonica
Oriental melihat demam
Jepang
R. prowazekii
Epidemi tipus
Yg timbul kembali tifus
Sporadic typhus Sporadis tifus
Amerika Selatan dan Afrika
Worldwide
Amerika Serikat
R. typhi
Tifus murine
Worldwide

VIRUS

Menurut sistem klasifikasi yang dibuat oleh Robert (1986), virus ditempatkan ke dalam kelompok tersendiri sehingga menjadi system klasifikasi enam kingdom, yaitu: Virus, Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Isilah virus sering dikaitkan dengan berbagai macam penyakit yang ditimblkannya, baik terhadap tumbuhan, hewan maupun manusia.
Virus merupakan organisme ultra mikroskopis yang struktur tubuhnya hanya terdiri atas materi renik yang berupa DNA/ADN atau RNA/ARN dengan selubung protein. Virus berasal dari bahasa latin Virion yang berarti racun. Dikatakan demikian karena banyak jenis virus adalah penyebab penyakit, baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Virus mempunyai sifat antara benda hidup dan benda mati.



  1. Sejarah Penemuan Virus

Kisah awal mula virus pertama kali diungkap pada tahun 1883 oleh Adolf Mayer, saintis asal Jerman yang melakukan percobaan untuk  mengetahui penyebab penyakit mosaic pada tanaman tembakau. Penyakit tersebut ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning pada daun tembakau. Mayer menyemprotkan ekstrak dari daun tembakau yang terkena penyakit mosaic ke tanaman tembakau yang sehat. Hasilnya, tanaman yang sehat ikut terkena penyakit mosaic tersebut. Berdasarkan hasil percobaannya tersebut, Mayer mengungkapakan bahwa penyakit pada ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mosaic dapat menular kepada tanama tembakau yang sehat. Namun,Mayer tidak menemukan adanya mikroba penyebab penyakit tersebut. Ia menduga, penyakit mosaic tersebut pasti disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Sepluh tahun kemudian, pada tahun 1892 ahli biologi asal Rusia Dimitri Ivanowsky menguji hipotesis yang diungkapkan Mayer. Ivanowsky menyaring ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit dengan sarinagn porselen khusus untuk menyaring bakteri. Namun, ekstrak daun tembakau tersebut masih dapat menyebabkan penyakit. Ia berkesimpulan bahwa penyebab penyakit tersebut adalah bakteri  pathogen.
Selanjutnya berdasarkan hasil temuan Ivanowskiy, seorang ahli mikrobiologi Belanda belanda bernama Martinus Beijenerik (1851-1931) melakukan percobaan pada tahun 1897 dengan cara menyemprotkan hasil saringan ekstrak tanaman tembakau yang sehat ke tanaman yang terkena penyakit secara bertahap. Mula- mula ia menyemprotkan ekstrak “agen infeksi” ketanaman tembakau yang sehat sehingga tanaman tembakau tersebut terinfeksi dan sakit. Llu, dari daun tanaman yang sakit tersebut ia membuat ekstrak lagi untuk disemprotkan ke tanaman tembakau yang sehat lainnya. Setelah melakan penyemprotan bertingkat, semua tanama yang terinfeksi menjadi sakit. Maka, ia berkesimpulan bahwa penyakit mosaic mungkin disebabkan oleh partikel yang sangat kecil dan sederhana dibanding bakteri. Kecuriaan Beijenerick baru dapat dikonfirmasi oleh saintis asal Amerika Serikat, Wendell M. Stanley pada tahun 1953 yang berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi tersebut yang kemudian dikenal dengan nama virus mosaic tembakau atau tobacco mosaic virus (TMV).

  1. Ciri-Ciri Virus

a)          Berukuran sangat kecil, berkisar 20 nm-300 nm,
b)          Virus merupakan parasit obligat intraseluler,
c)          Untuk bereproduksi hanya dan dapat memerlukan asam nukleat,
d)          Virus bukan makhluk seluler,
e)          Tidak dapat membelah diri,
f)           Tidak dapat disentrifugasi biasa tetapi dapat dikristalkan,
g)          Tidak dapat melakukan sintesis protein dan membentuk ATP,
h)          Virus juga tidak memiliki organ-organ metbolik sebagai komponen
         penting dari sel hidup,
i)           Hanya mempunyai salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)

  1. Struktur Virus
             Struktur tubuh virus:                                                                        

1.     Kepala Virus                                               
2.     Kapsid
3.     Bahan Inti  (DNA/RNA)
4.     Leher
5.     Ekor
6.     Serabut Ekor
                                                                                                   
  1. Perkembangan Virus
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel hidup atau jaringan hidup.Proses reproduksi virus disebut Replikasi. Reproduksi virus ada dua macam yaitu siklus lisis dan siklus lisogenik.
Siklus Lisis virus terdiri dari 5 tahapan, diantaranya:
a)     Adsorbsi,
b)     Penetrasi sel inang,
c)     Eklifase,
d)     Pembentukkan virus baru,
e)     Lisis
Siklus Lisogenik, melalui fase-fase sebagai berikut:
a)     Adsorbsi,
b)     Penggabungan DNA virus dan DNAbakteri,
c)     Fase pembelahan.

  1. Replikasi Virus-Virus Hewan
Cara replikasi virus-virus hewan hampir sama dengan cara bakteriofage. Akantetapi, replikasi pada virus hewan memiliki beberapa modifikasi atau penetrasi yang berbeda dengan cara fage.
a)     Penetrasi,
b)     Replikasi,
c)     Transkripsi,
d)     Sintesis protein,
e)     Perakitan virus,
f)      Pelepasan virus.

  1. Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat penyebab infeksi yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik atau gen penyembuh. David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue’s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Sanders berhasil menjinakan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).Virus dapat dimanfaatkan untuk membuat vaksin, membuat antitoksin, melemahkan bakteri, dan lain-lain                                                            Namun, karena virus hidup dalam sel organisme yang masih hidup maka virus lebih banyak bersifat merugikan bagi kehidupan manusia. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Berikut adalah tabel beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang manusia, hewan dan tumbuhan.

No.
Nama Penyakit
Penyebab
Bagian Tubuh yang Dipengaruhi
1
Influenza
Myxovirus A (virus ARN),ada tiga tipe;A,B dan C
Melalui saluran respirasi; epithelium dalam dari trakea dan bronki
2
Demam
Sejumlah besar virus,terutama Rhinovirus (virus ARN)
Melalui saluran respirasi; biasanya hanya saluran sebelah atas
3
Cacar
Virus Variola (virus ADN)
Melalui saluran respirasi kemudian virus
4
Gondong
Paramyxovirus A (virus ARN)
Melali saluran respirasi, kemudian infeksi menyeluruh di tubuh melalui darah, terutama kelenjar ludah; juga testis pria dewasa
5
Campak Jerman (Rubella)
Virus Rubella
Melalui saluran respirasi; kelenjar limfa di leher, mata dan kulit
6
Poliomyelitis
Virus Polio (virus ARN)
Faring usus halus, kemudian darah, neuromotorik di vertebrae/tulang punggung
7
Campak
Paramyxovirus A (virus ARN)
Melalui saluran respirasi (dari mulut ke bronki) menyebar ke kulit dan usus halus
8
 Hepatitis
Virus hepatitis (virus ARN). Sekarang dikenal tipe-tipe Hepatitis; A,B,C,D,E
Hati, hingga pengerasan (sirosis) hingga kanker hati.
9
Demam kuning
Arbovirus (virusARN)
Pembuluh darah sebelah dalam dan hati, sehingga empedu beredar ke seluruh tubuh dan kulit hingga bola mata penderita berwarna kuning.Biasanya ditularkan oleh hewan Arthropoda

10
Cacar Air
Virus Varicella (virus ADN) F dan G
Kulit; titik merah dan gatal, melepuh, kering dan menghasilkan kerak (krusta) di kulit
11
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
HIV (human immunodeficiency virus) (virus ARN).Tipe HIV-1 dan Tipe HIV-2.
Sel T pada sel darah putih, yang bertanggung jawab terhadap respon kebal
12
Ebola
Virus Ebola
Menyerang organ-organ tertentu sehingga menyebabkan demam hebat, muntah cairan empedu dan darah, berak darah bahkan pendarahan di mata dan hidung serta batuk-batuk darah.Mereka mengalami pendarahan dari dalam
13
SARS (Severe Acute Respiratocy Syndrome)
Disebabkan virus yang diduga dari mutasi virus corona
Virus ini menyerang pernafasan
14
Herpes
Virus dari famili Herpesviridae (virus ADN)
Kulit, mata, mulut dan alat kelamin
15
Penyakit Kuku dan Mulut                 (Foot and Mouth Disease)
Virus dari famili Picornaviridae
Kaki dan mulut hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan kuda
16
Tetelo
NCDV (New Castle Disease Virus)
Virus ini menyerang hewan unggas, seperti ayam dan itik (terutama ayam). Penyakit ini telah ditemukan vaksinasinya yaitu ND
17
Penyakit Kanker pada Ayam
RSV (Rous Sarcoma Virus)

18
Rabies
Virus Rabies
Virus ini dapat meyerang semua hewan berdarah panas; kucing, anjing, kera, monyet, dll. Menyerang sistem saraf pusat yang dapat menyebabakan penderita mengigau dan tertawa tanpa sebab bahkan koma
19
Penyakit Degenerasi Pembuluh Tapis pada  Jeruk
CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration)
Pembuluh tapis pada tanaman jeruk
20
Mosaik
TMV (Tobacco Mosaic Virus)
Menyerang tanaman tembakau
21
Tungro
Virus Tungro
Menyerang tanaman padi