Senin, 02 Mei 2011

ZONA INTERTIDAL

          Zona intertidal merupakan zona yang dipeng aruhi oleh pasang surut air laut dengan luas area yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini terdapat variasi faktor lingkungan yang cukup besar, seperti fluktuasi suhu, salinitas, kecerahan dan lain – lain. Variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berjarak sangat dekat saja misalnya beberapa cm. Zona ini dihuni oleh organisme yamh keseluruhannya merupakan organisme bahari.
            Kondisi lingkungan di zona ini cukup bervariasi dan biasanya dipengaruhi oleh faktor harian maupun musiman. Faktor – faktor tersebut antara lain :
1.     Pasang surut
  • l  Merupakan Naik turunnya permukaan laut secara periodik
  • l  Faktor lingkungan yang paling penting pengaruhnya terhadap lingkungan intertidal
2.     Suhu
  • l  Daerah intertidal biasanya dipengaruhi oleh suhu udara selama periode yang berbeda, dan mempunyai kisaran yang luas à harian atau musiman
  • l  Kisaran suhu yang ekstrim à organisme semakin lemah
3.       Gerakan ombak
  • l  Gerakan ombak mempunyai pengaruh terbesar terhadap organisme dan komunitas dibandingkan dengan daerah lainnya
  • l  Pengaruh secara langsung dan tidak langsung
  • l  Pengaruh mekanik à menghancurkan dan menghayutkan benda
  • l  Membongkar substrat
  • l  Memperluas zona intertidal
  • l  Mencampur atau mengaduk gas ke dalam air à meningkatkan kandungan oksigen
4.     Salinitas
  • l  Perubahan salinitas mempengaruhi organisme di zona intertidal melalui :
  • l  Zona intertidal terbuka pada saat pasang turun dan kemudian digenangi air atau aliran air akibat hujan salinitas akan turun
  • l  Ada hubungan dengan genangan pasang surut, yaitu daerah yang menampung air laut ketika pasang surut
  • l  Kenaikan salinitas yang tinggi jika terjadi penguapan sangat tinggi pada siang hari.
Secara umum daerah intertidal sangat dipengaruhi oleh pola pasang dan surutnya air laut, sehingga dapat dibagi menjadi tiga zona. Zona pertama merupakan daerah diatas pasang tertinggi dari garis laut yang hanya mendapatkan siraman air laut dari hempasan riak gelombang dan ombak yang menerpa daerah tersebut backshore (supratidal), zona kedua merupakan batas antara surut terendah dan pasang tertinggi dari garis permukaan laut (intertidal) dan zona ketiga adalah batas bawah dari surut terendah garis permukaan laut (subtidal). Secara umum kita dapat membagi tipe-tipe pantai berdasarkan material/substrat penyusun dasar perairan, antara lain:
1. Tipe pantai berbatu
2. Tipe pantai berpasir
3. Tipe pantai berlumpur
Daerah intertidal merupakan daerah pantai yang terletak antara pasang tertinggi dan surut terendah. Dengan ini merupakan perluasan dari lingkungan bahari. Berdarkan kondisi lingkungan, daerah intertidal merupakan zona intertidal berbatu dan zona intertidal berpasir (Nybaken, 1992 ). Lebih lanjut di katakan bahwa bermacam-macam inveterbrata yang hidup secara benthos daerah intertidal mempunyai kisaran ukuran yang sangat luas yaitu berukuran mikro seperti protozoa sampai pada ukuran makro seperti crusiaecia an mollusca.
Zona intertidal merupakan daerah terkecil yang merupakan pinggiran yang sempit sekali dan terletak di antara pinggiran air tinggi dan air rendah . Susunan faktor-faktor lingkungan dan kisaran yang dijumpai di zona intertidal sebagian disebabkan zona ini berada di udara terbuka selama waktu tertentu dalam setahun, dan kebanyakan faktor fisiknya, menunjukkan kisaran yang lebih besar di udara daripada di air.
Keragaman faktor lingkungannya dapat dilihat dari perbedaan (gradient) dari faktor lingkungan secara fisik mempengaruhi terbentuknya tipe atau karakteristik komunitas biota serta habitatnya. Sejumlah besar gradien ekologi dapat terlihat pada wilayah intertidal yang dapat berupa daerah pantai berpasir, berbatu maupun estuari dengan substrat berlumpur. Perbedaan pada seluruh tipe pantai ini dapat dipahami melalui parameter fisika dan biologi lingkungan yang dipusatkan pada perubahan utamanya serta hubungan antara komponen biotik (parameter fisika-kimia lingkungan) dan komponen abiotik (seluruh komponen makhluk atau organisme) yang berasosiasi di dalamnya.
Menurut Nybakken (1988) menyatakan bahwa zona intertidal (pasang-surut) merupakan daerah terkecil dari semua daerah yang terdapat di samudera dunia. Merupakan pinggiran yang sempit sekali hanya beberapa meter luasnya. Terletak di antara air tinggi dan air rendah. Zona ini merupakan bagian laut yang mungkin paling banyak dikenal dan dipelajari karena sangat mudah dicapai manusia. Hanya di daerah inilah penelitian terhadap organisme perairan dapat dilaksanakan secara langsung selama periode air surut, tanpa memerlukan peralatan khusus. Zona intertidal telah diamati dan dimanfaatkan oleh manusia sejak prasejarah.     
Menurut Prajitno (2007), zona intertidal adalah area sempit dalam sistem bahari antara pasang tertinggi dan surut terendah. Garis pantai yang memanjang dengan batas laut yang apik memberikan gambaran tersendiri. Genangan air laut terhadap daratan pesisir yang terus berubah dengan dinamika yang cukup tinggi, memungkinkan pemilihan zona bagi kawasan ini yang banyak dipengaruhi oleh pola pergerakan pasang surut.