Minggu, 05 Desember 2010

Sel Darah merah (Eritrosit)

Sel  Darah Merah Ikan

Volume eritrosit dalam darah sekitar 99%. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin yang merupakan metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut terdapat atom Fe yang dapat mengikat molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang  dan molekul oksigen ini akan di lepaskan ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darahMyoglobin merupakan  sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot.
Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih dan tak beraturan dari jaringan konselus pada ujung pipa dan sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Perkembangan sel darah merah dalam sumsum tulang melalui berbagai tahap yakni :
1.     Mula-mula besar dan berisi nucleus tetapi tidak ada hemoglobin.
2.     Mulai diiisi oleh hemoglobin.
3.     Kehilangan nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah.
Rata-rata panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Sel menjadi usang dan dihancurkan dalam sistema retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati bila terjadi pendarahan maka sel darah merah dan hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen akan hilang.
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (Pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagaidoping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Sel darah merah berwarna kuning tua pucat jika dilihat satu per satu, namun berwarna merah jika dilihat dalam jumlah besar dan inilah yang memberi warna merah pada darah strukturnya terdiri atas pembungkus luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin dalam sel darah merah adalah kira-kira 15 gram setisp 100 ml darah. Analisa kimia membuktikan bahwa dinding eritrosit terdiri terutama dari 2 macam substansi yaitu protein dan lipida.Kombinasi protein dan lipida ini disebut lipo-protein. (Maskoeri, 1989)
Eritrosit berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang jika dilihat dari samping. Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan pada eritrosit digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yangakan mengikat oksigen. Pada umumnya sel darah merah yang tidak berinti mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sel darah merah yang berinti. Sel darah merah yang ukurannya paling besar terdapat pada hewan amfibia (Eckert, 1978). Bentuk dan ukuran sel darah merah tergantung dari jenis hewan. Pada mamalia sel darah merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali padacamellidae bentuknya lonjong) dan bikonkaf. Sel darah merah pada kebanyakan vertebrata yang lain mempunyai bentuk lonjong, berinti dan bikonfeks.
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu spesies dengan lainnya. Gambar disamping adalah gambar dari eritrosit ikan. Terkadang dijumpai bahwa bentuk eritrosit pada ikan menyerupai bentuk eritrosit pada manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin (Makaria nigricans) memiliki hematokrit43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid (Pagothenia bermachii) hanya 21%. Tiap-tiap mm darah berkisar antara 20000-3000000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit. (Tobin, 1994).
Tidak hanya ikan lele secara umum semua vertebrata selain mamalia seperti ikan, amfibi, reptil, burung memiliki eritrosit berinti sel. Pada mamalia, eritrosit dewasa tidak memiliki nukleus di dalamnya (disebut anukleat), kecuali pada hewan vertebrata non mamalia tertentu seperti salamander dari genus Batrachoseps. Dengan tidak memiliki inti, eritrosit akan mempunyai lebih banyak ruang untuk mengandung hemoglobin sehingga fungsi transpor O2 bisa lebih dioptimalkan. Vertebrata yang diketahui tidak memiliki eritrosit adalah ikan dari famili Channichthyidae yang hidup di lingkungan air dingin, yang mengandung kadar oksigen yang tinggi dan oksigen secara bebas terlarut dalam darah mereka. Walaupun mereka tidak memakai hemoglobin lagi, sisa-sisa hemoglobin dapat ditemui di genom mereka Hal ini disebabkan karena dari segi evolusi, vertebrata non-mamalia berkembang dari moyang yang secara tahapan evolusinya lebih rendah dibanding moyang mamalia.

Darah

Darah di dalam tubuh membentuk suatu jaringan, yaitu jaringan darah. Jaringan darah tubuh merupakan jaringan pengikat yang sangat istimewa karena kondisi fisik dan sifatnya yang berbeda dengan jaringan pengikat lainnya yaitu berupa cairan. Dalam jaringan darah biasanya 55 persennya adalah cairan, sedangkan sisanya adalah sel darah. Komponen utama jaringan darah terdiri dari:
a.     Plasma darah
Merupakan bagian darah yang berisi cairan (air: 91,0%), protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen), mineral: 0.9% (natrium kloridanatrium bikarbonatgaram dari kalsiumfosfor, magnesium dan zat besi, dll), bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon, dan sisa-sisa hasil metabolisme. Volume plasma darah dari darah secara keseluruhan sekitar satu perdua belas dari berat badan.
b.     Sel-sel darah
·       Eritrosit/sel darah merah
·       Leukosit/sel darah putih
-        Granulosit (bergranula) : neutrofil, eosinofil & basofil
-        Agranulosit (tidak bergranula) : limfosit & monosit
·       Trombosit/keping darah


Eritrosit, trombosit dan leukosit
Fungsi darah antara lain:
·       Mengangkut sari-sari makanan, O2 dan hormon-hormon ke sel-sel di seluruh tubuh sehingga dapat menyegarkan kembali cairan jaringan.
·       Mengangkut zat buang dari berbagai organ ekskretirik  ke luar tubuh
·       Mengatur suhu badan
·       Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan.
·       Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbon dioksida.
·       Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena berakan fagisitosis dari bebrapa sel maka melndungi tubuh terhadap serangan bakteri.
Dilihat dari fungsinnya diatas, darah memiliki peranan sangat penting dalam tubuh. Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai, yang tergantung pada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan. Bila otak tidak menerima darah selama lebih dari 3 sampai 4 menit, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang tidak dapat pulih kembali dan beberapa sel otak akan mati.